Pengorbanan
Kau larungkan akau dalam renungan
Seribu penyair
Terseruput
Kegaiban tak berujung
Pada bait paling hening
Di mengis matamu
Angin penyihir dan
Cemara tak berdesir
Menebar mantra-mantra senja
Menghantar senyap
Menghantar seribu
Guna-guna
Maka cobalah tinjau
Disetiap kemabukan
Yang dikeramatkan
Hati pada cinta
Lihatlah kepedihan ini
Dari nanar
Yang kau ramu dalam anggurku
Matahari terbakar karena takdirnya
Api
Takdirku terbakar
Sebab cintamu
Dan kini
Selainmu siapalagi
Yang mampu meleraiku
Dari keinginan tuk terbakar.
MALAM SEPI TAK
SUNYI
Candanya menguatkan
asa dalam jiwa
Yang renta
Dimalam yang
sunyi
Fakir akan
kilauan bintang-bintang
Bahkan senyuman
rembulan
Semua musnah
akan hambarnya senyuman
Nan jauh disana
Dia harap tuhan
tak dusta akan janji yang terlontar saat jiwa sufi sunyi mati
Nuzulul
Qur'an
Diatas amparan sajadah
Ruh yang hampa akan cinta
Akan rasa pilu
nan sedih
Seakan mengupas rasa pilu yang lalu
Rasa tahajud seakan menyelimuti kalbu
Di qobla kumandang adzan
Hamba yang duduk merenung
Yang pilu akan bunda
Hamba bangkit
Berdiri
Duduk di atasnya
Dengan empat kaki sambil bergoyang
Bagai pinggul sang penari dangdut
Di dalam kuburan
Yang sunyi
Jauh akan mimpi
Yang seakan terjadi
Tapi
Itu Mimpi.
17908
16 Ramadhan
A.Syaeful. R
Saat
mentari menari
Di
atas rimbunnya makhluk suci
Di
antara malaikat yang sibuk
Akan
amanah sang ilahi
Sepasang
Malaikat kecil berlari
Sabil melenggak lenggokkan pinggulnya
Bagai
sang dewa dewi
Menyanyi
tuk menuju mentari
Saat
malaikat membaca mantra
Kau
duduk ku duduk
Kau
melempar senyum penuh cium
Di
lataran pohon yang rindang
Ku
remas-remas dadamu
Ku
ambil tulang rusuk mu
Yang
kau pinjam sejak dulu
Bagai
do'a hari lebaran
Penuh
makam nan riang
Dalam
munajat mimpi
Tuk
menghapus
Tubuh
ku bekas tubuhnya
Dengan tubuh mu.
Saat
mentari untuk menggapai hari esok.
Ramadhan
ladang suci menggapai Mimpi
Karena
hidup adalah perbuatan
17908
Pesan untuk erna
A.Syaeful.
R
Dikeheningan malam
Rasa cinta yang meremas-remas dada
Rasa sayang yang menggoda
Em
Senyum dusta
Kalam ilahi menggores
Hati
kesedihan
Jiwaku makam hening penuh ilusi
Rasa cium takan hilang dikening ku
Dipelataran kota kau taburkan
kemboja
Kau peluk erat nisan ku
Kau tandu jiwa yang tak bermakna
Jiwa yang riang kau tinggalkan
Ku jahlu yang tak bercermin
Naskah Tanpa judul
Hidupku penuh
arti
Tersembunyi
akan langkah
Sunyi sepi
Ku melata
merayap
Layaknya ular
yang berbisa
Ku tenggereng
Mengaung
Layaknya
srigala
Tapi
Hati ini oleng
Akan
senyuman-Nya
Akan
belayan-Nya
Saat ini ku
ratapi hidup
Ku koyak-koyak
tubuh ini
Akan hidup yang
tak penuh arti lagi
Akan jiwa yang
penuh satiri
Akan insan nan jauh di hazannah
Dua ribu 9
Rinai hujan
Kembang api
seakan pelik menyeset hati
Rasa rindu yang
tak kenal mati
Walau kelak
kunjung terkubur dalam mimpi
Seonggok tubuh
renta
Tergolek penuh
maya
Diamparan
helaian benag hitam
Em em em
Walau ribun kunang-kunang
Singgah
dipelataran pemakamanku
semua hampa
lara tanpa arti
rasa rindu cium
akan hajaraswad
akan perih
letih
sedih
Kesetiaan
Malam yang hening
Yogya
Satiri yang berpaling
Wahid ruh
Penuh metafor yang berarti
Kurajut doa
Kurajut jiwa
Penuh asma akan cinta
Black love
Jiwa sufi
Tasawuf penuh arti
haus akan cinta
kau koyak-koyak
jiwa sepi
kau remas-remas tubuh sunyi
kau palingkan tubuhmu
pada kesucian
dengan tubuh ku
bibir yang semerbak anggur merah
yang ku rasa
malam itu
sambil kuremas-remas doa
ditubuh mu
kau hanyut akan nafsuku
pada hasrat mu
kau abaikan aku
dengan cintamu
Tuhan Ku
Ratapan jiwa
Langkah ku hampa
Rasa suram yang menyelimuti kalbu
Rasa sengau yang menggebu
Saat ku coba meratapi susu sepi
Kau dustai ku
Kau cabik-cabik
Kemaluanku
Semakin lama ku mengaung
Semakin kau senyum
Ku diratapan hutan rimba
Yang menggoda penuh makna
Kasih
Sayang
Semilir angin di
Pagi hari
Merobek nafsu di
Keheningan malam
Suara burung kecil
Pekik
Melengking
Menggores dada
Detak jantung yang menggoda
Ratapanmu penuh makna penuh arti
Sajadah
Butut
Mungkin
Mungkin dia layaknya sang srigala
Yang
mengaung diantara kesunyian
Mungkin dia layaknya seekor anjing jalanan
Yang
hidup diantara cacian
Mungkin dia layaknya syaitan
Yang
penuh akan laknat tuhan
Diantara ribuan syair yang hambar akan
sastrawan
Yang tak tergores akan lisan
Nya sang penista
Nya murka yang bermakna
Impian D'...
Malam kelam
Rasa satiri memutuskan angan-angan
Tatkala hujan rintik
Membasahi kening
Seakan menyejukan jiwa sepi
Yang hanyut akan mimpi
Saat kau peluk
Cium
Tubuh ku
Seakan susu sepi membasahi bibirku
Kau malaikat kecil penuh arti dalam mimpi
MATHLA'UL ANWAR
Untuk Insan Syahidku
Terumbu diatas
karang
Bahru penuh juram
Insan yang penuh
harapan
Lelah letih tak kau
hiraukan
Wahai insan mulia
Gapailah bahru
Maya mu
Bukan maya
Tinggalkan pajar
Tinggalkan rembulan
Hijrahlah duhai insan
Pandang kedepan
Harapan menanti mu
Letih mu
Getir mu
Ta'zim mu
Bukan maya mu.
40808
Memori
A.Syaeful. R
Jiwaku
makam hening penuh ilusi
Rasa
cium takan hilang dikening ku
Dipelataran
kota kau taburkan kemboja
Kau
peluk erat nisan ku
Kau
tandu jiwa yang tak bermakna
Jiwa
yang riang kau tinggalkan
Ku jahlu yang tak bercermin
A.Syaeful. R
Tahajud ku harap do'a
Pagi kusambut mentari
Terlelap lama dalam
mimpi
Petang yang pergi entah kemana
Ukiran cinta penuh makna
Yang harus di tafakuri
Rasa syukur yang terlontar dalam dzikir
Robbi habli mina sholihin
Bagi waktu yang mustahil tuk kembali
Rasa cinta nan sayang takan terhapus dalam mimpi
Mimpi hamba ilahi
Pa ,yo dara
A.Syaeful. R
Ku sejenak berpaling akan mimpi
Di keheningan malam
Ku olengkan sanubari akan ilahi
Di amparan sajadah
Ku mainkan bibir ku
Dinaungan tubuhnya
kuratapi hati sang insan
Yang larut akan angan-angan
Cinta adalah anugrah
Rasa saying penuh amanah
Cinta kasih penuh mimpi
Tuk menanti pajar diesok hari.
Sayang mu penuh
arti
Di ribuan
sajak-sajak
Mekarmu
Tanpa cintamu
Aku layu
Penuh makam
???
hari ini
ku membisu
ku salami
tubuh yang penuh
akan ilusi
akan mimpi
akan mimpi
seakan kandas tanpa
arti
pedih sedih
ku terkulai
demi mu ku
korbankan hati ini
demi mu ku
hanyutkan jiwa ini
dalam lembah penuh
satir
tapi kini
ku tergolek tanpa
arti
kau dustai hati ini
demi susu sepi
yang kau beri malam
itu
Helaian sajak jiwa
Penuh mimpi tanpa arti
Menanti Sebuah Takdir
Tetesan embun di pagi hari
Memberikan kesejukan makhluk suci
Mualaq kian ikhtiar kian nyata
Mubrom kian menunggu waktu akan fakta
Ku mohon sang Rahman memberikan hati yang
fakir ini akan syukur dan tafakkur bukan kufur
Menuju mahabbah
Akan khusnul khotimah
Harapan Musapir
Ku bersai diantara rimbunnya makhluk suci
Sofa dan marwah ku kejar
Demi lantunan doa akan segenggam impian
menuju keridhoannya
Jiwa
ini berwukuf di arofah
Bukan
sekedar meleburkan sebuah rukun dari sahnya ibadah
Namun
karna cinta padanya
Walu rela jiwa ini terhempas badai
Akan
cinta untuknya
Menuju mahabbahnya
A.
Syaeful
R