Rangkuman
-
Pembatasan
ilmu sains berarti membatasi ilmu sains dari non sains.
-
Pembatasan
ilmu sains dan non sains dilihat dari bidang kognitif non ilmiah yang
melibatkan hipotesis dan sistem prosedur yang berarti bidang tersebut bisa
diusulkan, di uji, dan dievalusi.
- Menurut
paham positivisme klasik. Sebuah pernyataan dianggap (secara semantik) bermakna
jika pernyataan itu dapat diuji; jika tidak, maka pernyataan itu tidak masuk
akal. Untuk dapat membuktikan sebuah pernyataan sama saja untuk menemukan pernyataan
itu benar atau tidak, yang mensyaratkan kalimat itu harus diuji secara
empirik.
Karakterisasi Bidang-Bidang
Ilmu
1. Bidang Epistemik
- Bunge mendeskripsikan prinsip
karakterisasi bidang epistemik ke dalam sepuluh aspek:
- kelompok atau komunitas C (community)
- masyarakat S (society)
- domain (D)
- latar belakang filosofis G (general
outlook)
- Latar belakang formal F (formal
background)
- Latar belakang spesifik B (specific
background)
- Problematis P (problematics)
- Modal pengetahuan K (fund of knowledge)
- Tujuan A (aims)
- Metode M (metodhics)
Jadi, yang termasuk bidang epistemik menurut Bunge mencakup sepuluh tupel
di atas : Ɛ = (C, S,
D, G, F, B, P, K, A, M)
2. Bidang epistemik ilmiah
Bidang epistemik S adalah bidang ilmiah (faktual) jika elemen sepuluh tupel
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- komunitas C (community) dalam bidang ilmu
merupakan komunitas riset.
- Masyarakat S yang termasuk ke dalam C
mendukung kegiatan manusia C.
- Domain D dari ilmu sains faktual
berhubungan dengan entitas konkret
- Ilmu sains lainnya
- Latar belakang formal F dari bidang ilmiah
- Latar belakang pengetahuan yang spesifik B
- Problematik P
- Modal pengetahuan K
- Tujuan A dari anggota C
- Metode M
- Kondisi sistematis
- Kondisi kemajuan
Ilmu sains
secara keseluruhan merupakan gabungan dari kesepuluh tupel yang di cirikan oleh
Bunge.
Bidang Ilmu
Lain
Matematik
Matematik
maupun logika formal dan semantik sering disebut dengan ilmu sains f ormal.
Perbedaan
Matematik dengan bidang ilmu sains :
- acuan dari matematik merupakan objek
abstrak.
- matematik tidak memerlukan theori
kebenaran koresponden dan karenanya bisa dilakukan dengan teori kebenaran
koheren.
- gagasan testabilitas Matematik hanya hanya bisa dilakukan secara
testabilitas konseptual, bukan secara empirik.
Tehnologi
- Tehnologi diartikan sebagai desain sesuatu
atau proses dari tindakan individu atau kelompok manusia dengan bantuan
pengetahuan yang diperoleh dari ilmu sains dasar atau terapan.
Macam-macam bidang tehnologi :
- Biologi
- psikologi dan tehnologi sosial
- Kedokteran
- Psikiatri
- Pedagogis
- Hukum
- perencanaan kota, dan “ilmu sains”
manajemen
Perbedaan
tehnologi dengan ilmu sains :
- Komunitas C bukan merupakan hal yang
universal
- Domain D tehnologi mencakup lebih sempit
dari ilmu sains
- tehnologi terdiri bukan dari pengetahuan
yang memihak dan bebas.
Humaniora
- Humaniora mempelajari tingkah laku dari
individu atau kelompok manusia.
Macam-macam bidang humaniora :
1. Sastra dan kritik sastra
2. Musik
3. Sejarah
4. Studi agama
5.
Filsafat
Gambaran umum ilmu sains dan
non sains
Bidang-bidang bukan ilmu
Bidang-bidang yang bukan
merupakan ilmu disebut juga dengan ‘pseudosains’, pseudosains adalah bentuk
dari non-ilmu, bidang-bidang yangbukan ilmu yang pelakunya secara langsung atau
tidak langsung berpura-pura melalukan bidang keilmuan
Karakter
dari pseudosains
Lima tipe dari pseudosains
menurut Kuipers:
1. Dalam pseudosains, pemikiran korelasi
ilmiah digantikan dengan kemiripan pemikiran yang kuno atau primitive.
2. Hal-hal empiris dalam hal menguatkan atau
tidak diabaikan.
3. Para pelaku secara jelas menggunakan teori
alternative .
4. Teori-teori yang digunakan tidak sederhana
dan berisi banyak hipotesis tertentu guna mendukung ide mereka Dan tidak ada
kemajuan dalam hal mendoktrin dan aplikasinya.
Sedangkan Grove meberikan empat ciri dari pseudosains:
1. Kurangnya kerangka teori yang teruji
secara independen dalam hal mendukung, menyambungkan, dan menjelaskan ide
mereka.
2. Kurangnya peningkatan.
3. Biasanya pseudoisains menyusun kerangka
yang sedemikian rupa agar bisa bertahan dari bukti-bukti yang menjatuhkan,
dalam kata lain tidak bisa dibantah.
4.
Tidak hanya
tidak terbantahkan tetapi juga mereka adalah ‘perlawanan total dalam segala
kritik’
Menurut Lugg pseudosains, banyak melakukan banyak kekurangan yang kompleks
dalam hal teoori, metode, dan teknik. Dalam analisis nya Derksen
mengklasifikasikan tujuh kesalahan tingkah laku dari pseudoscientist.
Kelangkaan
bukti yang layak.
Belum
ditemukannya pengebalan.
Ketidaksengajaan
yang luar biasa. Mereka menganggap bahwa premis yang hebat adalah kejadian yang
tidak disengaja.
Metode
magic. Mereka selalu mempunyai metode magic sebagai alat dalam
mengeneralisasikan semua data yang mereka butuhkan.
Wawasan
yang memprakarsai. Hanya orang dengan latihan yang khusus yang dapat melakukan
penelitian yang layak. Oleh karena itu, seorang peneliti harus mengatasi
praanggapan agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan memberi wawasan dalam
ilmu yang diberikan.
Menjelaskan
semua teori. Sebagai contoh, sebuah teori harus bisa menjelaskan apapun yang
terjadi.
Keinginan
yang tidak kritis dan berlebihan. Berlebihan disini menunjukkan besarnya
reabilitas atas pengetahuan mereka tanpa didukung oleh bukti.
Pseudosains atau Parasains?
Kuipers tidak menggunakan
istilah ini sebagai penggunaan yang normatif tetapi hanya menjadi alternative
dalam membedakan bidang non ilmiah dengan keinginan yangn ilmiah dengan
pengetahuan yang palsu.
Contoh
standar dari teori atau praktek pseudosains adalah
Parapsikologi
Kreasionisme
ilmiah dan design intelegitas
Psikoanalisis
Astrolgi
Cryptozoolog
Ufology
Dӓniken’s
arkeologi
Afrocentric
Kebalikannya,
parasains dalam arti sempit tidak mengklaim sebagai ilmu, tetapi hanya
menggunakan teori tradisional dalam hal tertentu. Contohnya, pengobatan
tradisional Cina yang menggunanakan teori ‘biologi’ dari energy kehidupan qi
yang mengalir di titik meridian tubuh. Teori Indian chakras yang mengatakan
bahwa tubuh manusia berisi ribuan pusat energi (chakras) yang dapat dipengaruhi
dengan cara meditasi (tantra). Dan juga reinkarnasi.
Contoh dari
bio-medical pseudoteknologi:
1.
Homeopathy
2.
Chiropractic
3.
Iridology
4.
Dan
biorhythmology
Kandidat
dari psikologikal pseudoteknologi:
1.
Psychoanalytical
2.
Neurolinguistic
Program
3.
Kinesiology
terapan
Sebaliknya
parateknik, contohnya, menghasilkan bidang yang tidak didasarkan dari
pseudosains tetapi pada beberapa parasains yang terbaik (dalam arti sempit):
1.
Pengobatan
alternative
2.
Magic
3.
Voodoo
4.
Dan
menggunakan alat seperti, membaca telapak, Tarot, I Ging
Bagaimana dengan pseudo-parahumanities? Karena tidak adanya konstitusi yang
positif dan pengkarakteristikan yang mendalam terhadap pseudo- dan
parahumanitites, berikut adalah contoh-contohnya:
1.
Pseudohumanities:
2.
Anthroposophy
3.
Theology
4.
Irrationalist
philosophy
5.
Budaya
postmodern
Hanya sedikit penulis yang berani mempertanyakan apakah theology
pseudosains, atau pseudophilosophy. Theology berbeda, karena lingkup dari para
theologist adalah ilmu social dan humaniora. Dalam bekerja contohnya dalam
bidang:
1.
Analisis
text
2.
Perbedaan
agama
3.
Sosiologi
agama
Karakteristik Bidang-Bidang Parasains
1.
Komunitas
C. Menghadapi parasains, kita harus menyelidiki apakah adakah kelanjutan dari
komunitas penelitian yang sebenarnya atau hanya orang-orang yang sesat.
2.
Masyarakat.
Masyarakat sekitar paling tidak harus mentoleransi kegiatan seperti yang
diatas.
3.
Domain.
Domain dari parasians mengandung keragu-raguan, seperti energy misterius atau
getaran, yang susah dideteksi
Latar belakang filosofi
-
Ontology
-
Metodology
-
Semantic
-
Axsiological dan asumsi moral
-
Nilai sikap
-
Latar
belakang formal
-
Latar
belakang pengetahuan yang spesifik
-
Problema
-
Modal
pengetahuan
-
Tujuan
-
Metode
-
Sistematik
-
Kemajuan
Kesimpulan
Dari uraian
diatas bahwa ada dua pembatasan yaitu ilmu dan bukan ilmu dan pengetahuan yang
dapat dipercaya dan pengetahuan yang ilusi. Penyelidikan dan standarisasi bukti
dan alasan yang layak juga ada diluar bidang ilmu. Contohnya, tidak hanya
filosofer yang berargumentasi tentang kasusnya tetapi juga seorang seorang
polisi yang sedang menangani kasus harus tau bukti mana yang benar dan salah.
Karena dalam mendapatkan ilmu pengetahuan sudah jelas berdasarkan
langkah-langkah epistimologi, sehingga pembatasan antara ilmu pengetahuan dan
ilusi adalah hal yang lebih penting dibandingkan pembatasan ilmu dan bukan
ilmu. Kenyataannya banyak orang yang sulit dalm memahami konsep, teori dan metode
ilmiah yang menyebabkan hal yang tidak masuk akal dan umum menjadi lebih
diterima. Jika pemikiran ilmiah lebih menekankan pada hal yang umum, maka ini
adalah tugas dari para filosofi yang memberitahukan kepada kita bagaimana
kognitif ilmiah dan pengetahuan berbeda dengan kognitif non ilmiah dan
pengetahuan.