Unknown | Senin, 23 Maret 2015,12.42 |
 BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikas yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi, pada hakikatnya setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, bersosialisasi dengan manusia yang lain adalah sebuah keharusan dan sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia. Hadirnya fenomena ini maka akan muncul sebuah pertanyaan, bagaimana seorang manusia hidup bersosialisasi dengan manusia yang lain? Jawabnya adalah dengan melakukan tindak ujar. Ketika seseorang melakukan tindak ujar yang baik dan benar, yakni tindak ujar yang tidak melukai lawan bicara. Maka dari itu, dalam melakukan tindak ujar dengan lawan bicara, penting sekali untuk memahami dan mempelajari bagaimana tindak ujar yang santun untuk melakukan komunikasi dalam rangka bersosialisasi, semua ini akan dibahas dalam ilmu pragmatik tentang kesantunan berbahasa.

PEMBATASAN ILMU SAINS DAN NON SAINS (Filsafat Ilmu)

Unknown | ,06.39 |

Rangkuman 

-       Pembatasan ilmu sains berarti membatasi ilmu sains dari non sains.
-       Pembatasan ilmu sains dan non sains dilihat dari bidang kognitif non ilmiah yang melibatkan hipotesis dan sistem prosedur yang berarti bidang tersebut bisa diusulkan, di uji, dan dievalusi.
-   Menurut paham positivisme klasik. Sebuah pernyataan dianggap (secara semantik) bermakna jika pernyataan itu dapat diuji; jika tidak, maka pernyataan itu tidak masuk akal. Untuk dapat membuktikan sebuah pernyataan sama saja untuk menemukan pernyataan itu benar atau tidak, yang mensyaratkan kalimat itu harus diuji secara empirik. 

Karakterisasi Bidang-Bidang Ilmu
1.    Bidang Epistemik
-       Bunge mendeskripsikan prinsip karakterisasi bidang epistemik ke dalam sepuluh aspek:
-       kelompok atau komunitas C (community)
-       masyarakat S (society)
-       domain (D)
-       latar belakang filosofis G (general outlook)
-       Latar belakang formal F (formal background)
-       Latar belakang spesifik B (specific background)
-       Problematis P (problematics)
-       Modal pengetahuan K (fund of knowledge)
-       Tujuan A (aims)
-       Metode M (metodhics)
Jadi, yang termasuk bidang epistemik menurut Bunge mencakup sepuluh tupel di atas : Ɛ = (C, S, D, G, F, B, P, K, A, M)
2. Bidang epistemik ilmiah
Bidang epistemik S adalah bidang ilmiah (faktual) jika elemen sepuluh tupel memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-       komunitas C (community) dalam bidang ilmu merupakan komunitas riset.
-       Masyarakat S yang termasuk ke dalam C mendukung kegiatan manusia C.
-       Domain D dari ilmu sains faktual berhubungan dengan entitas konkret
-       Ilmu sains lainnya
-       Latar belakang formal F dari bidang ilmiah
-       Latar belakang pengetahuan yang spesifik B
-       Problematik P
-       Modal pengetahuan K
-       Tujuan A dari anggota C
-       Metode M
-       Kondisi sistematis
-       Kondisi kemajuan

Ilmu sains secara keseluruhan merupakan gabungan dari kesepuluh tupel yang di cirikan oleh Bunge. 

Bidang Ilmu Lain
Matematik
Matematik maupun logika formal dan semantik sering disebut dengan ilmu sains f         ormal.
Perbedaan Matematik dengan bidang ilmu sains :
-       acuan dari matematik merupakan objek abstrak.
-       matematik tidak memerlukan theori kebenaran koresponden dan karenanya bisa dilakukan dengan teori kebenaran koheren.
-       gagasan testabilitas  Matematik hanya hanya bisa dilakukan secara testabilitas konseptual, bukan secara empirik.
 
Tehnologi
-       Tehnologi diartikan sebagai desain sesuatu atau proses dari tindakan individu atau kelompok manusia dengan bantuan pengetahuan yang diperoleh dari ilmu sains dasar atau terapan.
Macam-macam bidang tehnologi :
-       Biologi
-       psikologi dan tehnologi sosial
-       Kedokteran
-       Psikiatri
-       Pedagogis
-       Hukum
-       perencanaan kota, dan “ilmu sains” manajemen

Perbedaan tehnologi dengan ilmu sains :
-       Komunitas C bukan merupakan hal yang universal
-       Domain D tehnologi mencakup lebih sempit dari ilmu sains
-       tehnologi terdiri bukan dari pengetahuan yang memihak dan bebas.

Humaniora
-       Humaniora mempelajari tingkah laku dari individu atau kelompok manusia.
Macam-macam bidang humaniora :
1.    Sastra dan kritik sastra
2.    Musik
3.    Sejarah
4.    Studi agama
5.    Filsafat

Gambaran umum ilmu sains dan non sains
Bidang-bidang bukan ilmu
Bidang-bidang yang bukan merupakan ilmu disebut juga dengan ‘pseudosains’, pseudosains adalah bentuk dari non-ilmu, bidang-bidang yangbukan ilmu yang pelakunya secara langsung atau tidak langsung berpura-pura melalukan bidang keilmuan

Karakter dari pseudosains


Lima tipe dari pseudosains menurut Kuipers:

1.    Dalam pseudosains, pemikiran korelasi ilmiah digantikan dengan kemiripan pemikiran yang kuno atau primitive.
2.    Hal-hal empiris dalam hal menguatkan atau tidak diabaikan.
3.    Para pelaku secara jelas menggunakan teori alternative .
4.    Teori-teori yang digunakan tidak sederhana dan berisi banyak hipotesis tertentu guna mendukung ide mereka Dan tidak ada kemajuan dalam hal mendoktrin dan aplikasinya.
Sedangkan Grove meberikan empat ciri dari pseudosains:
1.    Kurangnya kerangka teori yang teruji secara independen dalam hal mendukung, menyambungkan, dan menjelaskan ide mereka.
2.    Kurangnya peningkatan.
3.    Biasanya pseudoisains menyusun kerangka yang sedemikian rupa agar bisa bertahan dari bukti-bukti yang menjatuhkan, dalam kata lain tidak bisa dibantah.
4.    Tidak hanya tidak terbantahkan tetapi juga mereka adalah ‘perlawanan total dalam segala kritik’
Menurut Lugg pseudosains, banyak melakukan banyak kekurangan yang kompleks dalam hal teoori, metode, dan teknik. Dalam analisis nya Derksen mengklasifikasikan tujuh kesalahan tingkah laku dari pseudoscientist.
  Kelangkaan bukti yang layak.
  Belum ditemukannya pengebalan.
  Ketidaksengajaan yang luar biasa. Mereka menganggap bahwa premis yang hebat adalah kejadian yang tidak disengaja.
  Metode magic. Mereka selalu mempunyai metode magic sebagai alat dalam mengeneralisasikan semua data yang mereka butuhkan.
  Wawasan yang memprakarsai. Hanya orang dengan latihan yang khusus yang dapat melakukan penelitian yang layak. Oleh karena itu, seorang peneliti harus mengatasi praanggapan agar bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan memberi wawasan dalam ilmu yang diberikan.
  Menjelaskan semua teori. Sebagai contoh, sebuah teori harus bisa menjelaskan apapun yang terjadi.
  Keinginan yang tidak kritis dan berlebihan. Berlebihan disini menunjukkan besarnya reabilitas atas pengetahuan mereka tanpa didukung oleh bukti.

Pseudosains atau Parasains?
Kuipers tidak menggunakan istilah ini sebagai penggunaan yang normatif tetapi hanya menjadi alternative dalam membedakan bidang non ilmiah dengan keinginan yangn ilmiah dengan pengetahuan yang palsu.

Contoh standar dari teori atau praktek pseudosains adalah
  Parapsikologi
  Kreasionisme ilmiah dan design intelegitas
  Psikoanalisis
  Astrolgi
  Cryptozoolog
  Ufology
  Dӓniken’s arkeologi
  Afrocentric
Kebalikannya, parasains dalam arti sempit tidak mengklaim sebagai ilmu, tetapi hanya menggunakan teori tradisional dalam hal tertentu. Contohnya, pengobatan tradisional Cina yang menggunanakan teori ‘biologi’ dari energy kehidupan qi yang mengalir di titik meridian tubuh. Teori Indian chakras yang mengatakan bahwa tubuh manusia berisi ribuan pusat energi (chakras) yang dapat dipengaruhi dengan cara meditasi (tantra). Dan juga reinkarnasi.
Contoh dari bio-medical pseudoteknologi:
1.    Homeopathy
2.    Chiropractic
3.    Iridology
4.    Dan biorhythmology
Kandidat dari psikologikal pseudoteknologi:
1.    Psychoanalytical
2.    Neurolinguistic Program
3.    Kinesiology terapan
Sebaliknya parateknik, contohnya, menghasilkan bidang yang tidak didasarkan dari pseudosains tetapi pada beberapa parasains yang terbaik (dalam arti sempit):
1.    Pengobatan alternative
2.    Magic
3.    Voodoo
4.    Dan menggunakan alat seperti, membaca telapak, Tarot, I Ging
Bagaimana dengan pseudo-parahumanities? Karena tidak adanya konstitusi yang positif dan pengkarakteristikan yang mendalam terhadap pseudo- dan parahumanitites, berikut adalah contoh-contohnya:
1.    Pseudohumanities:
2.    Anthroposophy
3.    Theology
4.    Irrationalist philosophy
5.    Budaya postmodern
Hanya sedikit penulis yang berani mempertanyakan apakah theology pseudosains, atau pseudophilosophy. Theology berbeda, karena lingkup dari para theologist adalah ilmu social dan humaniora. Dalam bekerja contohnya dalam bidang:
1.    Analisis text
2.    Perbedaan agama
3.    Sosiologi agama

Karakteristik Bidang-Bidang Parasains
1.    Komunitas C. Menghadapi parasains, kita harus menyelidiki apakah adakah kelanjutan dari komunitas penelitian yang sebenarnya atau hanya orang-orang yang sesat.
2.    Masyarakat. Masyarakat sekitar paling tidak harus mentoleransi kegiatan seperti yang diatas.
3.    Domain. Domain dari parasians mengandung keragu-raguan, seperti energy misterius atau getaran, yang susah dideteksi
Latar belakang filosofi
-          Ontology
-          Metodology
-          Semantic
-          Axsiological  dan asumsi moral
-          Nilai sikap
-          Latar belakang formal
-          Latar belakang pengetahuan yang spesifik
-          Problema
-          Modal pengetahuan
-          Tujuan
-          Metode
-          Sistematik
-          Kemajuan

Kesimpulan
Dari uraian diatas bahwa ada dua pembatasan yaitu ilmu dan bukan ilmu dan pengetahuan yang dapat dipercaya dan pengetahuan yang ilusi. Penyelidikan dan standarisasi bukti dan alasan yang layak juga ada diluar bidang ilmu. Contohnya, tidak hanya filosofer yang berargumentasi tentang kasusnya tetapi juga seorang seorang polisi yang sedang menangani kasus harus tau bukti mana yang benar dan salah. Karena dalam mendapatkan ilmu pengetahuan sudah jelas berdasarkan langkah-langkah epistimologi, sehingga pembatasan antara ilmu pengetahuan dan ilusi adalah hal yang lebih penting dibandingkan pembatasan ilmu dan bukan ilmu. Kenyataannya banyak orang yang sulit dalm memahami konsep, teori dan metode ilmiah yang menyebabkan hal yang tidak masuk akal dan umum menjadi lebih diterima. Jika pemikiran ilmiah lebih menekankan pada hal yang umum, maka ini adalah tugas dari para filosofi yang memberitahukan kepada kita bagaimana kognitif ilmiah dan pengetahuan berbeda dengan kognitif non ilmiah dan pengetahuan.