ANALISIS PRAGMATIK KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

Unknown | Sabtu, 31 Januari 2015,13.16 |
 BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikas yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk berkomunikasi, pada hakikatnya setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, bersosialisasi dengan manusia yang lain adalah sebuah keharusan dan sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia. Hadirnya fenomena ini maka akan muncul sebuah pertanyaan, bagaimana seorang manusia hidup bersosialisasi dengan manusia yang lain? Jawabnya adalah dengan melakukan tindak ujar. Ketika seseorang melakukan tindak ujar yang baik dan benar, yakni tindak ujar yang tidak melukai lawan bicara. Maka dari itu, dalam melakukan tindak ujar dengan lawan bicara, penting sekali untuk memahami dan mempelajari bagaimana tindak ujar yang santun untuk melakukan komunikasi dalam rangka bersosialisasi, semua ini akan dibahas dalam ilmu pragmatik tentang kesantunan berbahasa.

Serpihan Syair Penyair A. Syaeful, R

Unknown | ,13.06 |

Pengorbanan
Kau larungkan akau dalam renungan
Seribu penyair
Terseruput
Kegaiban tak berujung
Pada bait paling hening
Di mengis matamu
Angin penyihir dan
Cemara tak berdesir
Menebar mantra-mantra senja
Menghantar senyap
Menghantar seribu
Guna-guna
Maka cobalah tinjau
Disetiap kemabukan
Yang dikeramatkan
Hati pada cinta
Lihatlah kepedihan ini
Dari nanar
Yang kau ramu dalam anggurku
Matahari terbakar karena takdirnya
Api
Takdirku terbakar
Sebab cintamu
Dan kini
Selainmu siapalagi
Yang mampu meleraiku
Dari keinginan tuk terbakar.

MALAM SEPI TAK SUNYI
Candanya menguatkan asa dalam jiwa
Yang renta
Dimalam yang sunyi
Fakir akan kilauan bintang-bintang
Bahkan senyuman rembulan
Semua musnah akan hambarnya senyuman
Nan jauh disana
Dia harap tuhan tak dusta akan janji yang terlontar saat jiwa sufi sunyi mati
Nuzulul  Qur'an
Diatas amparan sajadah
Ruh yang hampa akan cinta
Akan rasa pilu  nan sedih
Seakan mengupas rasa pilu yang lalu
Rasa tahajud seakan menyelimuti kalbu
Di qobla kumandang adzan
Hamba yang duduk  merenung
Yang pilu akan bunda
Hamba bangkit
Berdiri
Duduk di atasnya
Dengan empat kaki sambil bergoyang
Bagai pinggul sang penari dangdut
Di dalam kuburan
Yang sunyi
Jauh akan mimpi
Yang seakan terjadi
Tapi
Itu Mimpi.
17908
16 Ramadhan
A.Syaeful. R
Saat mentari menari
Di atas rimbunnya makhluk suci
Di antara malaikat yang sibuk
Akan amanah sang ilahi
Sepasang Malaikat kecil  berlari
Sabil  melenggak lenggokkan pinggulnya
Bagai sang dewa dewi
Menyanyi tuk menuju mentari
Saat malaikat membaca mantra
Kau duduk ku duduk
Kau melempar senyum penuh cium
Di lataran pohon yang rindang
Ku remas-remas dadamu
Ku ambil tulang rusuk mu
Yang kau pinjam sejak dulu
Bagai do'a hari lebaran
Penuh makam nan riang
Dalam munajat mimpi
Tuk menghapus
Tubuh ku bekas tubuhnya
Dengan  tubuh mu.
Saat mentari untuk menggapai hari esok.
Ramadhan ladang suci menggapai Mimpi
Karena hidup adalah perbuatan
17908
Pesan untuk erna
A.Syaeful. R
Dikeheningan malam
Rasa cinta yang meremas-remas dada
Rasa sayang yang menggoda
Em
Senyum dusta
Kalam  ilahi menggores
Hati
 
kesedihan
Jiwaku makam hening penuh ilusi
Rasa cium takan hilang dikening ku
Dipelataran kota kau taburkan kemboja
Kau peluk erat nisan ku
Kau tandu jiwa yang tak bermakna
Jiwa yang riang kau tinggalkan
Ku jahlu yang tak bercermin
Naskah Tanpa judul
Hidupku penuh arti
Tersembunyi akan langkah
Sunyi sepi
Ku melata merayap
Layaknya ular yang berbisa
Ku tenggereng
Mengaung
Layaknya srigala
Tapi
Hati ini oleng
Akan senyuman-Nya
Akan belayan-Nya
Saat ini ku ratapi hidup
Ku koyak-koyak tubuh ini
Akan hidup yang tak penuh arti lagi
Akan jiwa yang penuh satiri
Akan insan nan jauh di hazannah
Dua ribu 9
Rinai hujan
Kembang api seakan pelik menyeset hati
Rasa rindu yang tak kenal mati
Walau kelak kunjung terkubur dalam mimpi
Seonggok tubuh renta
Tergolek penuh maya
Diamparan helaian benag hitam
Em em em

 Walau ribun kunang-kunang
Singgah dipelataran pemakamanku
semua hampa lara tanpa arti
rasa rindu cium akan hajaraswad
akan perih
letih
sedih
Kesetiaan
Malam yang hening
Yogya
Satiri yang berpaling
Wahid ruh
Penuh metafor yang berarti
Kurajut doa
Kurajut jiwa
Penuh asma akan cinta

 
Black love
Jiwa sufi
Tasawuf penuh arti
haus akan cinta
kau koyak-koyak
jiwa sepi
kau remas-remas tubuh sunyi

kau palingkan tubuhmu
pada kesucian
dengan tubuh ku 
bibir yang semerbak anggur merah
yang ku rasa
malam itu
sambil kuremas-remas doa
ditubuh mu
kau hanyut akan nafsuku
pada hasrat mu
kau abaikan aku
dengan cintamu
 Tuhan Ku
Ratapan jiwa
Langkah ku hampa
Rasa suram yang menyelimuti kalbu
Rasa sengau yang menggebu
Saat ku coba meratapi susu sepi
Kau dustai ku
Kau cabik-cabik
Kemaluanku
Semakin lama ku mengaung
Semakin kau senyum
Ku diratapan hutan rimba
Yang menggoda penuh makna
  
Kasih Sayang
Semilir angin di
Pagi hari
Merobek nafsu di
Keheningan malam
Suara burung kecil
Pekik
Melengking
Menggores dada
Detak jantung yang menggoda
Ratapanmu penuh makna penuh arti
Sajadah Butut
Mungkin
Mungkin dia layaknya sang srigala
Yang mengaung diantara kesunyian
Mungkin dia layaknya seekor anjing jalanan
Yang hidup diantara cacian
Mungkin dia layaknya syaitan
Yang penuh akan laknat tuhan
          Diantara ribuan syair yang hambar akan sastrawan
          Yang tak tergores akan lisan
Nya sang penista
Nya murka yang bermakna
Impian D'...
Malam kelam
Rasa satiri memutuskan angan-angan
Tatkala hujan rintik
Membasahi kening
Seakan menyejukan jiwa sepi
Yang hanyut akan mimpi
Saat kau peluk
Cium
Tubuh ku
Seakan susu sepi membasahi bibirku
Kau malaikat kecil penuh arti dalam mimpi
 
MATHLA'UL ANWAR
Untuk Insan Syahidku
Terumbu diatas karang
Bahru penuh juram
Insan yang penuh harapan   
Lelah letih tak kau hiraukan
Wahai insan mulia
Gapailah bahru
Maya mu
Bukan maya
Tinggalkan pajar
Tinggalkan rembulan
Hijrahlah duhai insan
Pandang kedepan
Harapan menanti mu
Letih mu
Getir mu
Ta'zim mu
Bukan maya mu.
40808

Memori
A.Syaeful. R
Jiwaku makam hening penuh ilusi
Rasa cium takan hilang dikening ku
Dipelataran kota kau taburkan kemboja
Kau peluk erat nisan ku
Kau tandu jiwa yang tak bermakna
Jiwa yang riang kau tinggalkan
Ku jahlu yang tak bercermin
 
  Harapan kalbu
A.Syaeful. R
Tahajud ku harap do'a
Pagi kusambut mentari
Terlelap lama dalam  mimpi
Petang yang pergi entah kemana
Ukiran cinta penuh makna
Yang harus di tafakuri
Rasa syukur yang terlontar dalam dzikir
Robbi habli mina sholihin
Bagi waktu yang mustahil tuk kembali
Rasa cinta nan sayang takan terhapus dalam mimpi
Mimpi hamba ilahi
Pa ,yo     dara
A.Syaeful. R
Ku sejenak berpaling akan mimpi
Di keheningan malam
Ku olengkan sanubari akan ilahi
Di amparan sajadah
Ku mainkan bibir ku
Dinaungan tubuhnya
kuratapi hati sang  insan
Yang larut akan angan-angan
Cinta adalah anugrah
Rasa saying penuh amanah
Cinta kasih penuh mimpi
Tuk menanti pajar diesok hari.
Malam kelam
Sayang mu penuh arti
Di ribuan sajak-sajak
Mekarmu
Tanpa cintamu
Aku layu
Penuh makam
???
hari ini
ku membisu
ku salami
tubuh yang penuh akan ilusi
akan mimpi
akan mimpi
seakan kandas tanpa arti
pedih sedih
ku terkulai
demi mu ku korbankan hati ini
demi mu ku hanyutkan jiwa ini
dalam lembah penuh satir
tapi kini
ku tergolek tanpa arti
kau dustai hati ini
demi susu sepi
yang kau beri malam itu
Helaian sajak jiwa
                        Penuh mimpi tanpa arti
Menanti Sebuah Takdir

Tetesan embun di pagi hari
Memberikan kesejukan makhluk suci
Mualaq kian ikhtiar kian nyata
Mubrom kian menunggu waktu akan fakta
Ku mohon sang Rahman memberikan hati yang fakir ini akan syukur dan tafakkur bukan kufur
Menuju mahabbah
Akan khusnul khotimah
Harapan Musapir
Ku bersai diantara rimbunnya makhluk suci
Sofa dan marwah ku kejar
Demi lantunan doa akan segenggam impian menuju keridhoannya
Jiwa ini berwukuf di arofah
Bukan sekedar meleburkan sebuah rukun dari sahnya ibadah
Namun karna cinta padanya
Walu rela jiwa ini terhempas badai
Akan cinta untuknya
Menuju mahabbahnya
A.   Syaeful R